Prinsip Kajian Studi Kelayakan Bisnis

Isi utama dari Kajian Studi Kelayakan Bisnis adalah analisis mendalam terhadap berbagai aspek dari suatu ide atau rencana bisnis untuk menentukan apakah usaha tersebut layak (feasible), menguntungkan, dan berpotensi berhasil sebelum investasi besar dilakukan.

Kajian ini mencakup beberapa aspek kunci yang menjadi penentu kelayakan bisnis.


Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis secara umum terbagi menjadi 5 hingga 6 aspek utama yang harus dianalisis:

1. Aspek Hukum dan Legalitas

Aspek ini menganalisis kemampuan bisnis untuk memenuhi semua ketentuan hukum dan perizinan yang berlaku. Poin yang dikaji:

  • Izin lokasi,
  • akta pendirian perusahaan (dari notaris),
  • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),
  • Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan
  • bentuk badan hukum yang tepat (PT, CV, dll.).


2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek ini menentukan apakah produk atau jasa yang ditawarkan memiliki peluang pasar dan strategi pemasaran yang efektif. Poin yang dikaji:

  • Potensi Pasar: Seberapa besar pasar yang tersedia (permintaan dan penawaran).
  • Segmentasi, Targeting, Positioning (STP): Penentuan target konsumen dan posisi produk di pasar.
  • Daya Beli: Kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membeli produk.
  • Persaingan: Analisis situasi persaingan dan strategi pesaing.
  • Strategi Pemasaran (Marketing Mix/4P): Strategi terkait produk, harga, lokasi (tempat), dan promosi.


3. Aspek Teknis dan Operasi (Teknologi)

Aspek ini mengkaji kesiapan teknis, teknologi, dan operasional bisnis. Poin yang dikaji:

  • Lokasi Bisnis: Penentuan lokasi yang strategis.
  • Tata Letak (Layout): Desain dan penempatan fasilitas produksi.
  • Kebutuhan Produksi: Analisis kebutuhan mesin, peralatan, bahan baku, dan sumber daya lainnya.
  • Ketersediaan Teknologi: Pemilihan teknologi yang paling efisien dan sesuai.


4. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Aspek ini menganalisis kesiapan tim pelaksana, struktur organisasi, dan manajemen operasional. Poin yang dikaji:

  • Struktur organisasi,
  • kualifikasi tenaga kerja (SDM),
  • rencana pengembangan (pelatihan), dan
  • kesiapan tim manajemen untuk menjalankan operasional dari tahap pembangunan hingga pengembangan.


5. Aspek Keuangan (Finansial)

Aspek ini adalah penentu kelayakan bisnis dari sisi keuntungan dan investasi. Poin yang dikaji:

  • Kebutuhan Modal: Total investasi dan modal kerja yang diperlukan.
  • Sumber Pendanaan: Dari mana dana akan diperoleh (modal sendiri, pinjaman/kredit, investor).
  • Proyeksi Keuntungan: Perkiraan pendapatan, biaya operasional, dan laba/rugi di masa depan.
  • Analisis Investasi: Perhitungan kelayakan menggunakan alat ukur seperti:
    • Net Present Value (NPV): Nilai sekarang dari arus kas.
    • Internal Rate of Return (IRR): Tingkat pengembalian internal.
    • Payback Period (PP): Jangka waktu pengembalian modal.
    • Break Even Point (BEP): Titik impas (titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya).


6. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Aspek ini menilai dampak pendirian bisnis terhadap lingkungan sekitar dan ekonomi secara makro. Poin yang dikaji:

  • Dampak Ekonomi: Sumbangan terhadap pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja (mengurangi pengangguran), dan pemanfaatan bahan baku lokal.
  • Dampak Sosial dan Budaya: Dampak terhadap adat istiadat, kebiasaan, dan pola hidup masyarakat setempat.
  • Dampak Lingkungan: Analisis mengenai limbah, polusi, dan upaya yang akan dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.


Tujuan Akhir Kajian

Seluruh analisis dari aspek-aspek di atas akan disimpulkan menjadi Rekomendasi yang menyatakan:

  1. Bisnis Dinyatakan Layak (Feasible): Jika semua aspek, terutama keuangan, menunjukkan hasil positif.
  2. Bisnis Dinyatakan Tidak Layak (Not Feasible): Jika terdapat risiko besar atau potensi kerugian yang tidak dapat diterima.
  3. Bisnis Layak dengan Catatan/Perbaikan: Jika perlu dilakukan penyesuaian pada aspek tertentu.
Semoga bermanfaat..

Komentar